Selamat datang di Blog PBSI 2B FKIP UNSUR 2015
Semoga bermanfaat.
Sabtu, 14 Oktober 2017
Jumat, 30 Oktober 2015
MENULIS FAKTUAL ASEP MULYANA MB
Bencana Banjir
Banjir sering melanda Kota Jakarta,hampir setiap
tahun di musim penghujan,warga Jakarta harus siap mengantisipasi jika banjir
datang. Kota Jakarta sering menjadi langganan banjir karena permukaan tanah di
Jakarta menurun. Menurut Penelitian Badan Geologi Kementrian Energi dan Sumber
Daya Mineral menyebutkan bahwa permukaan tanah di Jakarta turun 5cm setiap
tahunnya. Penyebab turunnya permukaan tanah itu 17.5 % akibat penyedotan air
tanah yang berlebihan,dan 82.5% karena menahan beban berat bangunan. Penyedotan
air tanah yang berlebihan umumnya
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air pada gedung-gedung tinggi. Selain
mengakibatkan permukaan tanah menjadi turun,juga mengurangi kekuatan tanah
dalam menahan bangunan diatasnya.
Sistem saluran air di Jakarta yang
buruk menjadi salah satu penyebab Kota Jakarta dilanda banjir. Saluran air
tidak mengalir dan tidak berfungsi. Akibatnya, jika hujan deras turun saluran
air tidak bisa menampung limpahan air dari jalan. Seharusnya saluran air diperiksa
dan dibersihkan,setiap orang yang tinggal di Jakarta wajib membersihkan saluran
air di depan rumahnya masing-masing. Setiap RT harus bertanggungjawab mengatasi
saluran air di lingkungannya. Berikan hukuman bagi orang yang membuang sampah
sembarangan.
Buang sampah sembarangan sudah
menjadi kebiasaan . Warga Jakarta terkesan bersikap acuh tidak peduli pada
lingkungan,sering membuang sampah sembarangan,membangun rumah tanpa
memperhatikan resapan air,tidak peduli melihat saluran air yang tersumbat di depan
rumahnya. Cara mengatasinya,bisa dimulai dari hal-hal kecil. Biasakan setiap
orang membuang 1 sampah pada tempatnya setiap hari,bentuklah kelompok kecil
peduli lingkungan,adakan penyuluhan tentang peduli lingkungan.
Banjir membuat aktivitas warga menjadi
terhambat,sehingga mereka tidak bisa bekerja,pedagang tidak berdagang karena
tokonya kebanjiran. Banjir melumpuhkan aktivitas perekonomian di Jakarta.
Kerugian bisa mencapai triliunan,akibat tidak beroperasinya kios-kios dan
toko-toko di seluruh Jakarta kerugian mencapai 1.5 triliun perhari,belum lagi
dari sektor perhotelan dan restoran.
Tanggul-tanggul di Jakarta memang
sering jebol. Ini dikarenakan buruknya
kontruksi tanggul yang tidak
menggunakan rangka. Bahkan, pemborong mengerjakan proyek ini asal-asalan.
Contohnya tanggul di Kedoya Selatan Jakarta memiliki kontruksi yang buruk hanya
dibuat dari karung berisi pasir,sehingga tidak kuat menahan air dari kali.
Seharusnya membangun dan memperbaiki tanggul harus benar-benar kuat agar
bisa menahan derasnya air dan tidak terjadi lagi tanggul yang jebol.
Bagi para pekerja yang memperbaiki tanggul jangan asal-asalan
mengerjakan,jangan semata-mata karena uang tetapi karena ingin memperbaiki
tanggul menjadi lebih baik dan kuat.
Jenis
Karangan :BERITA
DAFTAR PUSTAKA
Rusyana,Yus dan
Samsuri.1983.Pedoman Penulisan Tata Bahasa Indonesia.Jakarta:Pusat
Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Guntur,Henry
Tarigan.2008.Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung:Angkasa
Bandung.
Bagus,Ida
Putrayasa.2009.Kalimat Efektif (Diksi,Struktur,dan Logika).Bandung:Refika
Aditama.
Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa.1999.KBBI (edisi kedua).Jakarta:Balai Pustaka.
Sekawan,Adi,dkk.2007.EYD
(Ejaan Yang Disempurnakan).Jakarta:Limas.
Sutanto,Ready.2010.Kamus
Kata Baku Bahasa Indonesia.Jakarta:Lazuardi.
Bobo.kidnesia.com/bobo/info-bobo/bobo-file.
m.tempo.co/read/news/2015/02/11/083641596.
Sabtu, 17 Oktober 2015
Rabu, 14 Oktober 2015
CINTAKU JAUH DI PULAU
CINTAKU JAUH DI PULAU Chairil Anwar
Cintaku jauh di pulau,
gadis manis, sekarang iseng sendiri
Perahu melancar, bulan memancar,
di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar.
angin membantu, laut terang, tapi terasa
aku tidak ‘kan sampai padanya.
Di air yang tenang, di angin mendayu,
di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata:
“Tujukan perahu ke pangkuanku saja,”
Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh!
Perahu yang bersama ‘kan merapuh!
Mengapa Ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!
Manisku jauh di pulau,
kalau ‘ku mati, dia mati iseng sendiri.
1946
Langganan:
Postingan (Atom)