Selasa, 03 November 2015


2B PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNSUR CIANJUR
2014-2015

Jumat, 30 Oktober 2015

MENULIS FAKTUAL ASEP MULYANA MB



Bencana Banjir

Banjir sering melanda Kota Jakarta,hampir setiap tahun di musim penghujan,warga Jakarta harus siap mengantisipasi jika banjir datang. Kota Jakarta sering menjadi langganan banjir karena permukaan tanah di Jakarta menurun. Menurut Penelitian Badan Geologi Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral menyebutkan bahwa permukaan tanah di Jakarta turun 5cm setiap tahunnya. Penyebab turunnya permukaan tanah itu 17.5 % akibat penyedotan air tanah yang berlebihan,dan 82.5% karena menahan beban berat bangunan. Penyedotan air tanah yang berlebihan  umumnya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air pada gedung-gedung tinggi. Selain mengakibatkan permukaan tanah menjadi turun,juga mengurangi kekuatan tanah dalam menahan bangunan diatasnya.
            Sistem saluran air di Jakarta yang buruk menjadi salah satu penyebab Kota Jakarta dilanda banjir. Saluran air tidak mengalir dan tidak berfungsi. Akibatnya, jika hujan deras turun saluran air tidak bisa menampung limpahan air dari jalan. Seharusnya saluran air diperiksa dan dibersihkan,setiap orang yang tinggal di Jakarta wajib membersihkan saluran air di depan rumahnya masing-masing. Setiap RT harus bertanggungjawab mengatasi saluran air di lingkungannya. Berikan hukuman bagi orang yang membuang sampah sembarangan.
            Buang sampah sembarangan sudah menjadi kebiasaan . Warga Jakarta terkesan bersikap acuh tidak peduli pada lingkungan,sering membuang sampah sembarangan,membangun rumah tanpa memperhatikan resapan air,tidak peduli melihat saluran air yang tersumbat di depan rumahnya. Cara mengatasinya,bisa dimulai dari hal-hal kecil. Biasakan setiap orang membuang 1 sampah pada tempatnya setiap hari,bentuklah kelompok kecil peduli lingkungan,adakan penyuluhan tentang peduli lingkungan.
            Banjir membuat aktivitas warga menjadi terhambat,sehingga mereka tidak bisa bekerja,pedagang tidak berdagang karena tokonya kebanjiran. Banjir melumpuhkan aktivitas perekonomian di Jakarta. Kerugian bisa mencapai triliunan,akibat tidak beroperasinya kios-kios dan toko-toko di seluruh Jakarta kerugian mencapai 1.5 triliun perhari,belum lagi dari sektor perhotelan dan restoran.
            Tanggul-tanggul di Jakarta memang sering jebol. Ini dikarenakan buruknya  kontruksi tanggul yang tidak  menggunakan rangka. Bahkan, pemborong mengerjakan proyek ini asal-asalan. Contohnya tanggul di Kedoya Selatan Jakarta memiliki kontruksi yang buruk hanya dibuat dari karung berisi pasir,sehingga tidak kuat menahan air dari kali. Seharusnya membangun dan memperbaiki tanggul harus benar-benar  kuat agar  bisa menahan derasnya air dan tidak terjadi lagi tanggul yang jebol. Bagi para pekerja yang memperbaiki tanggul jangan asal-asalan mengerjakan,jangan semata-mata karena uang tetapi karena ingin memperbaiki tanggul menjadi lebih baik dan kuat.

Jenis Karangan            :BERITA

DAFTAR PUSTAKA
Rusyana,Yus dan Samsuri.1983.Pedoman Penulisan Tata Bahasa Indonesia.Jakarta:Pusat          
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Guntur,Henry Tarigan.2008.Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung:Angkasa
Bandung.
Bagus,Ida Putrayasa.2009.Kalimat Efektif (Diksi,Struktur,dan Logika).Bandung:Refika
Aditama.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.1999.KBBI (edisi kedua).Jakarta:Balai Pustaka.
Sekawan,Adi,dkk.2007.EYD (Ejaan Yang Disempurnakan).Jakarta:Limas.
Sutanto,Ready.2010.Kamus Kata Baku Bahasa Indonesia.Jakarta:Lazuardi.                                  
Bobo.kidnesia.com/bobo/info-bobo/bobo-file.
m.tempo.co/read/news/2015/02/11/083641596.

Rabu, 14 Oktober 2015

CINTAKU JAUH DI PULAU

CINTAKU JAUH DI PULAU Chairil Anwar

Cintaku jauh di pulau,
gadis manis, sekarang iseng sendiri

Perahu melancar, bulan memancar,
di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar.
angin membantu, laut terang, tapi terasa
aku tidak ‘kan sampai padanya.

Di air yang tenang, di angin mendayu,
di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata:
“Tujukan perahu ke pangkuanku saja,”

Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh!
Perahu yang bersama ‘kan merapuh!
Mengapa Ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!

Manisku jauh di pulau,
kalau ‘ku mati, dia mati iseng sendiri.

1946